It's me
Saya dilahirkan di Semarang, Ibukota Propinsi Jawa Tengah, pada tanggal 29 Juni 1950, dan diberi nama oleh orangtua saya Rudolf Willem Smit. Willem adalah nama kakek saya dari jalur Ibu dan Rudolf adalah nama ayahanda. Nama lengkap orangtua saya adalah Arie Rudolf Cornelis Smit disingkat A.R.C. Smit dan oleh banyak orang dipanggil Oom Arie dan Sophia Jeanette van Sprew, sering dipanggil Tante Fiete. Ayah dan Bunda dilahirkan di Kota Surabaya, Ibukota propinsi Jawa Timur pada tahun 1924 pada tanggal 13 Mei (Ayah) dan tanggal 27 Januari (Bunda). Kedua orangtua saya beragama Nasrani, Katolik Roma, dan otomatis saya pun dipermandikan sebagai orang Katolik Roma dengan nama permandian Paulus. Jadi nama lengkap saya saat itu, mengikuti gaya penulisan nama Amerika Serikat, adalah Rudolf Willem Paulus Smit. Namun demikian, nama itu tidak saya pergunakan lagi setelah saya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengubah keyakinan saya ke Islam.
2 tahun setelah kelahiran saya, adik saya Bram Petrus dan saya diboyong orangtua ke Jakarta, Ibukota Republik Indonesia. Walau hanya berusia dua tahun saya masih ingat saat-saat kami berada di kapal laut yang membawa kami ke Jakarta. Apakah saya mempunyai ingatan yang kuat atau tidak tak pernah saya ketahui dan saya tak berminat untuk melakukan pengetesan mengenai hal ini. Yang pasti, sampai saat ini saya berumur diatas 60 tahun masih banyak kenangan (memory) yang saya miliki walau disana sini saya lupa rinciannya.
Yang sudah pasti, pada bulan Desember 1997, seminggu sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan, kawan bernama Poniman Kasturo mengajak saya ke Masjid Istiqlal, Jakarta, dimana saya mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagai tanda saya mengubah nama menjadi Abdullah Rudolf Smit. Nama Abdullah diberikan oleh Guru Spiritual saya alm. Haji Tjetjep Soedarmadi.
2 tahun setelah kelahiran saya, adik saya Bram Petrus dan saya diboyong orangtua ke Jakarta, Ibukota Republik Indonesia. Walau hanya berusia dua tahun saya masih ingat saat-saat kami berada di kapal laut yang membawa kami ke Jakarta. Apakah saya mempunyai ingatan yang kuat atau tidak tak pernah saya ketahui dan saya tak berminat untuk melakukan pengetesan mengenai hal ini. Yang pasti, sampai saat ini saya berumur diatas 60 tahun masih banyak kenangan (memory) yang saya miliki walau disana sini saya lupa rinciannya.
Yang sudah pasti, pada bulan Desember 1997, seminggu sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan, kawan bernama Poniman Kasturo mengajak saya ke Masjid Istiqlal, Jakarta, dimana saya mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagai tanda saya mengubah nama menjadi Abdullah Rudolf Smit. Nama Abdullah diberikan oleh Guru Spiritual saya alm. Haji Tjetjep Soedarmadi.